Kamis, 18 Oktober 2012

Laporan pembuatan larutan baku


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Larutan Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari- hari.Di alam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air.Tubuh menyerap mineral,vitamin dan makanan dalam bentuk larutan.Pada tumbuhan,nutrisi diangkut dalam larutan  air ke semua bagian jaringan.Obat – obatan biasanya diangkut dalam larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif.Banyak reaksi – reaksi kimia yang dikenal,baik di dalam laboratorium maupun di industri terjadi dalam larutan.
Kuantitas relative suatu zat tertentu dalam larutan disebut konsentrasi.Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.Dalam beberapa hal,konsentrasi juga menentukan hasil reaksi yang terbentuk.
Untuk menetralkan sifat larutan,tidak dapat langsung dari sifat komponennya,karena dalam campuran terdapat banyak interaksi antara komponen penyususnnya.Oleh sebab itu,perlu dibuat suatu model larutan sebagai standar untuk mengungkapkan hubungan antara komposisi dengan sifat larutan.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
a.    Mengenal macam-macam larutan baku
b.    Membuat larutan baku dengan konsentrasi tertentu
I.2.2.Tujuan Percobaan
a.    Dapat membuat dan membakukan larutan  dengan konsentrasi tertentu
b.    Dapat membuat larutan KBr  dengan konsentrasi tertentu.
I.3.Prinsip Percobaan
Dibuat larutan AgNO3 0,5 N dengan melarutkan AgNO3 8,5 gram dalam air hingga volumenya mencapai 100 ml. Kemudian dititrasi dengan larutan NaCl menggunakan indikator fenolftalein hingga terbentuk endapan merah. Selanjutnya dihitung konsentrasi AgNO3 yang sebenarnya.
Dibuat larutan KBr 2% sebanyak 50 ml, dengan cara dilarutkan KBr sebanyak 1 gram dalam air hingga volumenya mencapai 50 ml.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1       Teori Umum
A. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dimana solute terlarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar.
            Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, dan asam asetat, akan tetapi jika menggunakan air biasanya tidak disebutkan.
B. Konsentrasi larutan
             Kosentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat terlarut banyak sekali, sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan bahwa larutan itu pekat atau kosentrasinya sangat tinggi. Sebaliknya bila zat yang terlarut sedikit sedangkan pelarutrnya sangat banyak, maka dapat dikatakan larutan itu encer atau kosentrasinya sangat rendah. Banyak cara untuk memeriksa kosentrasi larutan, yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut (atau larutan). Dengan demikian, setiap sistem kosentrasi harus menyatakan butir-butir berikut :
1.  Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
2.  Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan.
3.  Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua.
Kosentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara yaitu :
1.  Persentase (%), menyatakan jumlah zat terlarut (solut)dalam 100 gram larutan.
% terlarut =  x 100%
2.  Molaritas (M), yaitu jumlah mol zat terlarut setiap volume tertentu (1dm2) larutan.
M =
M =
3.  Molalitas (mol), yaitu jumlah zat terlarut setiap kilogram pelarut .
Molal =
Molal =
4.  Normalitas (N), sebagai perbandingan antara jumlah larutan yang mengandung ekivalen terlarut setiap volume larutan.
N =
5.  Fraksi Mol
Fraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu. Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen.
CLarutan Baku
            Larutan baku adalah larutan yang kepekaannya diketahui  dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua cara. Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku. Bahan baku adalah bahan kimia yang dapat digunakan untuk membuat larutan baku primer (primary standard solution) dan untuk  menetapkan kenormalan larutan baku sekunder (secondary standard solution).
D. Larutan Baku Primer
Larutan baku primer yaitu larutan yang dapat diketahui kadarnya dan stabil pada proses penimbangan, pelarutan, dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
1.      Mempunyai kemurnian yang tinggi
2.      Rumus molekulnya pasti
3.      Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
4.      Berat ekivalen yang tinggi (agar kesalahan penimbangan dapat diabaikan)
5.      Larutan stabil didalam penyimpanan
            Larutan baku primer yang digunakan dalam titrasi asam basa oksalat,  asam benzoat, kalium hidrogen falat dan kalium hidrogen iodat (KH(CO3)2)
E. Larutan Baku Sekunder
            Larutan baku sekunder, yaitu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahuis kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.
II.2       Uraian Bahan
A.   Air suling (H2O)
Nama resmi                     : AQUA DESTILLATA
Sinonim                           : Aquades
Pemeriaan                      : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Penggunaan                  : Sebagai pelarut
Penyimpanan                 : Dalam wadah tertutup baik
BM                                    : 18,02
B.   Perak Nitrat (AgNO3)
Nama resmi                     : ARGENTI NITRAS
Sinonim                           : Perak nitrat
Pemeriaan                      : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan                        : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol 95%.
Penyimpanan                 : Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
BM                                    : 169,87
C.   Natrium Klorida (NaCl)
Nama resmi                     : NATRII CHLORIDUM
Sinonim                           : Natrium Klorida
Pemeriaan                      : Hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan                        : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalma lebih kurang 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol 95%.
BM                                    : 58,44
D.   Kalium Bromida (KBr)
Nama resmi                     : KALII BROMIDUM
Sinonim                           : kalium Bromida
Pemeriaan                      : Hablur tidak berwarna, transparan atau buram, atau serbuk butir, tidak berbau, rasa asin dan agak pahit
Kelarutan                        : Larut lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam lebih kurang 200 bagian etanol (90%).
BM                                    : 119,01

E.   Fenolftalein (C20H14O4)
Murni pereaksi membentuk larutan tidak berwarna dalam suasana asam dan alkali lemah dan memberikan warna merah dalam larutan alakali kuat (trayek pH 8,3 sampai 10).














BAB III
METODE KERJA
III.1.     Alat dan Bahan
 III.1.1  Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Buret, Klem, Statif, Btang pengaduk, Timbangan, Gelas kimia, Labu takar, Corong gelas, Pipet volume, Gelas erlemeyer, Wadah/ Botol.
 III.1.2  Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Air suling, Argenti nitrat (AgNO3), Kalium bromida (KBr), Natrium klorida (NaCl), Fenolftalein (C20H14O4).
III.2.     Cara kerja
1.    Pembuatan dan pembakuan larutan AgNO3
a.    Disiapkan alat dan bahan.
b.    Ditimbang AgNo3 sebanyak 8,5 gram.
c.    Dimasukkan dalam gelas kimia kemudian ditambahkan air suling, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen.
d.    Dipindahkan dengan menggunakan corong kedalam pipet volume 100 ml, ditambahkan kembali air suling hingga volumenya cukup, dikocok hingga homogen.
e.    Dimasukkan sebagian larutan kedalam buret.
f.     Ditimbang NaCl 0,1 gram.
g.    Dimasukkan kedalam erlemeyer, ditambahkan air suling hingga volumenya mencapai 25 ml.
h.    Ditambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes.
i.      Dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga terbentuk endapan merah.
j.      Dihitung volume larutan AgNO3 yang digunakan.
k.    Sisa larutan AgNo3 dimasukkan kedalam wadah/ botol, diberi etiket kemudia disimpan.
2.    Pembuatan larutan KBr
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Ditimbang Kbr 1 gram.
c.    Dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian ditambahkan air suling, diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen.
d.    Dipindahkan dngn menggunakan corong kedalam pipet volume 50 ml, ditambahkan kembali air suling hingga volumenya cukup. Dikocok hingga homogen.
e.    Dimasukkan kedalam wadah/botol, diberi etiket kemudian disimpan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1     Hasil Percobaan
            IV.1.1  Perhitungan
1.    Pembuatan dan pembakuan larutan AgNO3 0,5N
a.    Jumalah AgNO3 yang ditimbang
Gr        = N x BE x V
            = 0,5 x 170x 0,1
            = 85 gram
b.    Konsentrasi AgNO3 setelah pembakuan
                                       =     0,5347 N
c.    Volume larutan AgNO3 yang digunakan dalam titrasi
Skala pada buret menunjukkan miniskus berada pada skala/garis ke-4 dibawah skala 3 ml, dengan kepekaan buret 0,05 ml. Jadi volume larutan  yang digunakan adalah 3 ml + 4(0,05 ml) = 3,2 ml.
2.    Pembuatan Larutan Kbr 2%
      Jumlah KBr  yang ditimbang
gr =  ×  50 = 1 gram

            IV.1.2  Reaksi
Dalam pembakuan larutan  terjadi reaksi sebagai berikut :
 + NaCl → AgCl +
  AgCl +  → endapan merah
IV.2     Pembahasan
1.    Pembuatan dan pembakuan larutan
Massa NaCl
Volume
Volume titrasi ( )
Keterangan
0,1 mg
10 ml
0,0032 L
Terbentuk endapan merah.

Dalam percobaan ini,pertama – tama dibuat larutan  0,5 N sebanyak 100 ml.Kemudian dibuat larutan NaCl  yang selanjutnya dititrasi dengan larutan  tadi dengan fenolftalein sebagai indikator.Penitrasian dilakukan hingga terbentuk endapan merah yang merupakan hasil reaksi dari ketiga bahan tersebut.Reaksi antara larutan  dengan larutan NaCl menghasilkan endapan AgCl berwarna putih.Endapan AgCl ini selanjutnya bereaksi dengan fenolftalein.Seperti yang telah dicantumkan pada uraian bahan bahwa,fenolftalein jika bereaksi dengan alkali akan memberikan warna merah.Sedangkan AgCl sendiri merupakan alkali kuat,sehingga akhirnya terbentuklah endapan berwarna merah.
Pada dasarnya,tujuan utama dari penitrasian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi larutan  yang sebenarnya.Sebelum dilakukan titrasi,konsentrasi larutan  adalah 0,5 N,dan setelah dititrasi ternyata konsentrasi larutan  yang sebenarnya adalah 0,5347 N.
Jumlah larutan  yang digunakan pada saat titrasi adalah sebanyak 3,2 ml (dihitung setelah terbentuk endapan merah pada larutan).
2.    Pembuatan larutan KBr
Larutan KBr yang dibuat adalah larutan KBr 2% dengan pelarut air.Larutan KBr  2% artinya 2 dari 100 bagian larutan tersebut adalah KBr  dan sisanya adalah pelarut yaitu air.Larutan KBr ini termasuk larutan standar primer,jadi tidak perlu distandarisasi atau dibakukan lagi (konsentrasinya telah diketahui dengan pasti yaitu 2%).
Pada percobaan ini,dibuat larutan KBr 2% sebanyak 50 ml.Berarti jumlah KBr dalam larutan adalah sebanyak 1 gram (lihat perhitungan).


BAB V
PENUTUP
V.1.     Kesimpulan
1.    Pembuatan larutan  0.5 N sebanyak 100 ml menggunakan  sebanyak 8,5 gram.
2.    Larutan  dititrasi dengan larutan NaCl menggunakan indikator fenolftalein hingga terbentuk endapan merah.
3.    Konsentrasi awal (sebelum titrasi)  adalah 0,5 N,dan setelah titrasi,ternyata konsentrasi  yang sebenarnya adalah 0,5347 N.
4.    Pembuatan larutan KBr 2% sebanyak 50 ml menggunakan KBr P  sebanyak 1 gram.
V.2.     Saran
Sebaiknya, dalam melakukan percobaan, para praktikan lebih berhati – hati dan lebih teliti lagi sehingga kesalahan – kesalahan yang sering terjadi dapat diminimalisir.




DAFTAR PUSTAKA
1.    Tim Penulis.Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi AKFAR Makassar.2011.
2.    Muchtaridi S.Kimia 3.Jakarta : Yudisthira.2007.
3.    Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin.Kimia dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin.2009.
4.    Khopkar S.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta : UI.1990.
5.    Dirjen POM.Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta : Departemen Kesehatan RI.1979.














LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PEMBUATAN LARUTAN BAKU






OLEH :
NAMA                  :               SUHARDANIATI
NIM                       :               11.003
ASISTEN               :              

LABORATORIUM KIMIA FARMASI
AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN
MAKASSAR
2011

1 komentar: